Harimau Berguru Pada Kucing

Pada zaman dahulu Kucing dikenal sebagai binatang yang hebat. Kucing binatang yang sangat berwibawa. Sehingga banyak binatang yang hormat padanya, banyak juga yang ingin menjadi muridnya. Akhirnya Kucing mendapat julukan sebagai guru besar.
Diantara sekian banyak muridnya, Singa dan Harimau adalah murid yang paling setia, mereka rela mengikuti kamanapun Kucing pergi.
‘’Sebenarnya ilmu yang kuturunkan kepada kalian berdua sudah cukup banyak. Apalagi yang kalian inginkan dariku,’’ tanya Kucing.
‘’Kami ingin guru mengajari kami cara memanjat pohon,’’ jawab Harimau.
‘’Itu adalah ilmu yang sangat langka. Sulit untuk mengajarkannya.’’
‘’Tapi kami berdua ingin guru mengajarinya…’’
Kucing mulai berpikir. Ilmu memanjat pohon ingin menjadi miliknya sendiri. Ia tidak mau mengajari Singa dan Harimau bagaimana cara memanjat pohon. Ia berharap kedua muridnya melupakan permintaannya tersebut. Ia mengalihkan perhatian dengan cara mengajari Singa dan Harimau berenang.
Pada suatu hari Harimau sudah tidak sabar ingin mempelajari ilmu memanjat pohon. Pagi-pagi Harimau menemui Kucing gurunya. Kucing berusaha menunda dan terus menunda.
‘’ Akan kau gunakan untuk apa mempelajari ilmu itu?’’
‘’Sebagai bekal guru,’’ jawab Harimau.
‘’ Ilmu itu tidak cukup jika sebagai bekal saja,’’ kata Kucing.
‘’Akan aku manfaatkan untuk apa saja?’’ ujar sang Harimau.
Kucing berusaha menjelaskan bahwa manfaat ada yang baik dan buruk. Panjang lebar Kucing menjelaskan membuat Harimau jenuh dan kesal.
‘’Guru. Kau mau menurunkan ilmu itu atau tidak?’’ Tanya Harimau yang mulai kesal.
‘’Sabar-sabar. Tunggu sebentar.’’
‘’Cepat ajarkan aku ilmu itu. Jangan menunda-nunda terus!’’
‘’Kenapa? Jika aku menunda-nunda mengari kau ilmu itu?
‘’Membuat saya jadi kesal dan marah.’’
‘’Lalu, jika kau marah dan kesal. Kau mau apa?’’
‘’Saya bisa bertindak kasar!’’
‘’Kau berani mengancam gurumu sendiri?’’
‘’Aku sudah tidak peduli.’’ Sekarang juga kau turunkan ilmu itu.’’
‘’Saya tidak mau menurunkan ilmu itu padamu Harimau. Karena aku tau kau akan memanfaatkan ilmu itu dengan cara yang tidak baik.’’ Kata Kucing sambil berlari meninggalkan Harimau.
Harimau sangat marah karena merasa di bohongi. Ia langsung mengejar Kucing. Dalam waktu singkat Harimau sudah menyusul Kucing. Tapi Kucing lebih pintar dan menggunakan jurus memanjatnya itu. Kucing bergerak lebih gesit dari Harimau .
Harimau takjub dengan kelincahan Kucing memanjat pohon dengan gesit. Harimau hanya melihat Kucing dari jauh. Ilmu memanjat pohon itu adalah impian sang Harimau. Setelah Harimau tahu bahwa ilmu itu di miliki oleh Kucing guru besar.
Harimau marah pada dirinya sendiri. Perasaan Harimau tidak bisa di tahan lagi. Harimau bersumpah akan membunuh Kucing itu.’’
“Aku bersumpah akan membunuhmu!’’
Mendengar sumpah Harimau, Kucing sangat kaget dan ia tidak berani turun dari pohon. Harimau terus menunggunya. Tapi Harimau mulai merasa lapar. Ia pergi mencarai makanan meninggalkan sang Kucing.
Akhirnya Kucing turun dengan hati-hati. Ia mulai pergi berkelana ke tempat yang jauh dari Harimau. Dan ia terus mencari tempat yang aman.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Singkat Harimau Berguru Pada Kucing adalah gunakan ilmu dan keterampilan yang kita miliki untuk berbuat kebaikan.

Singa dan Nyamuk

Seekor nyamuk kecil terbang ke dalam hutan belantara. Di tengah hutan nyamuk itu melihat seekor binatang buas, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Singa si raja rimba .
singa tertawa ketika melihat yang mengganggunya nyamuk kecil
singa tertawa ketika melihat yang mengganggunya nyamuk kecil
Nyamuk itu pun berkata dalam hati, “Hmm…ternyata ada si raja hutan disini, yang katanya tak terkalahkan oleh binatang manapun, aku akan mencoba menghisap darahnya, sepertinya darah singa itu lezat.” Sambil tertawa-tawa. lalu terbang medekati si raja hutan itu, nyamuk mencari bagian mana yang akan dihisapnya, dan si nyamuk lalu menghisap darah di bagian leher singa yang sedang tertidur pulas itu.
“bedebah, siapa yang berani mengganggu dan membangunkan singa yang sedang tidur ini, akan aku tangkap lalu ku bunuh kau.” kata singa yang sangat marah dan kesa sekali. Ia berusaha menangkap binatang yang mengganggunya tidur yang ternyata itu hanya serangga kecil yang mungkin tak berdaya ini (nyamuk). Tetapi, nyamuk menghindar dengan gesitnya.
Singa berkata, “Hah,, ternyata hanya serangga kecil yang tak berdaya yang sudah mengganggu sampai membangunkan tidurku ini.” Tertawa sombong sang singa.
Nyamuk pun berkata sambil menantang sang singa, “ kau menyombongkan diri mu sebagai raja hutan, tetapi walaupun aku serangga kecil, aku tak takut padamu singa, karena kau Cuma menang besar saja.”ejek si nyamuk.
Singa yang mendengar ejekan si nyamuk, ia pun sangat marah dan kesal. Sementara itu nyamuk mencari kesempatan untuk menggigitnya.
“ Mengakulah kalah wahai kau si raja hutan, taring dan cakarmu yang tajam itu pun tak akan mampu menangkapku, apalagi untuk menghabisiku, nah sekarang adalah giliranku,” kata nyamuk lagi. Ia langsung mengembangkan sayapnya sambil mengepak-ngepakkannya dengan dahsyat.
nyamuk menggigiti singa kumpulan dongeng cerita rakyat
nyamuk menggigiti singa kumpulan dongeng cerita rakyat
Dari kejauhan terdengar suara ribuan nyamuk berdatangan untuk membantu si nyamuk itu. “baguslah kalian cepat datang pada waktunya.’’ Saatnya kita kalahkan raja hutan ini yang punya taring dan cakar tajam yang sangat di takuti oleh semua bintang di hutan ini, dan ia telah meremehkan serangga kecil.” Teriak si Nyamuk .
“wah berani sekali singa ini meremehkan bangsa nyamuk sepreti kita.” Cetus salah satu nyamuk lainnya.
“kawan-kawan semua siaaaap.”si nyamuk dengan nada lantangnya.
“ssiiiiiaaaaapppppp……”seluruh kawanan nyamuk berteriak semangat. Ribuan nyamuk itu pun segera menyerbu sang singa.
“Tolong…Tolooong…Toloooong…,”teriak singa sembari menggaruki wajahnya. Karena tak tahan, singa pun melompat ke sungai untuk mengompres wajahnya yang bengkak dan penuh gigitan-gigitan nyamuk. “jjjeeeebbuuuuuuuuurrrr………”sambil terus menggaruki wajahnya.
Kawanan nyamuk itupun langsung meninggalkan singa dan si nyamuk kawannya itu, dan terbang meninggalkan hutan belantar tersebut.
Nyamuk berkata, “HAHAHAHA…..sekarang akuilah kekalahanmu singa, walaupun aku dan kawan-kawan ku kecil, tapi kita bisa mengalahkanmu yang bertubuh besar.” ejek si Nyamuk.
Lalu si nyamuk itu terbang dengan congkaknya, tanpa melihat daerah sekitarnya. Tiba-tiba ia terjerat ke dalam sarang laba-laba yang kecil. Ia berusaha sangat keras untuk dapat meloloskan diri dari jeratan tersebut, namun tetap gagal lalu laba-laba itu dengan gesit menyerang dan membunuhnya. “Aku tidak pernah membayangkan akan mati oleh binatang kecil seperti laba-laba itu. Setelah sebelumnya aku dan kawan-kawanku berhasil mengalahkan singa yang besar, si raja hutan.” Kata nyamuk sambil menangis.
Pesan Moral dari kumpulan dongeng cerita rakyat Singa dan Nyamuk jangan lah sombong dengan kelebihan kita, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kesombongan hanya akan membawa kesulitan.

Kisah Yongker Penebang Kayu

Dahulu kala di sebuah daerah di pegunungan di Maluku hiduplah seorang anak laki-laki bernama Yongker. Dia hidup sebatang kara dan sebenarnya berasal
Dari daerah Manipa. Namun, sejak kedua orang tuanya meninggal, ia kemudian pindah dan menetap di Benteng. Setiap hari Yongker mencari kayu bakar di hutan untuk dijual ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dahan kayu yang masih basah itu tetap dibiarkan di tempat itu hingga beberapa hari dan baru dibawa pulang setelah kering. Lama-kelamaan, pepohonan di hutan itu menjadi gundul karena dahannya telah habis dipangkasnya.Di suatu pagi, Yongker mendayung perahunya menuju Pantai Latulahat untuk mencari kayu bakar di gunung yang ada di sekitar pantai itu. Sesampainya di Pantai Latulahat, Yongker menambatkan perahunya di akar sebuah pohon yang tumbuh di pinggir pantai. Sambil membawa bekalnya, ia berjalan mendaki gunung. Setibanya di puncak, Yongker mulai bekerja, Ia tidak hanya mengumpulkan ranting kayu kering, tetapi juga memotong dahan-dahan kayu yang masih melekat di pohon.
Saat hari menjelang slang, Yongker beristirahat sejenak sambil menyantap bekal makanan yang dibawanya. Hari sudah mulai gelap. Yongker memutuskan untuk menginap lalu segera mencari tempat untuk beristirahat yang aman. Yongker menemukan tanah lapang yang ditumbuhi oleh rerumputan yang hijau. Dengan perasaan senang, Yongker pun segera merebahkan tubuhnya di atas rerumputan itu. Tubuhnya terasa amat lelah, namun hingga larut malam, ia sulit memejamkan mata karena banyak nyamuk yang mengganggunya.
Yongker terkejut saat tiba-tiba seekor ular raksasa mendekatinya dan langsung menelannya lalu memuntahkannya kembali sesaat kemudian. Yongker terpelanting ke tanah hingga tak sadarkan diri. Beberapa jam kemudian saat ia sadar, tiba-tiba ia mendengar suara bergemuruh, seorang laki-laki tua yang bertubuh tinggi dan besar telah berdiri di depannya.
Yongker sangat takut melihatnya, "Siapa? Siapa kamu?" tanyanya penuh ketakutan.
"Hei anak muda! Siapa namamu dan dari mana asalmu??!" tanya lelaki tua itu dengan suara menggelegar.
"Aku... Aku Yongker dari Manipa, tapi aku tinggal di Benteng," jawab Yongker dengan gugup.
Laki-laki tua itu tampak berpikir lalu berkata, "Mengapa kamu masuk ke tempatku dan merusak hutan yang ada di daerahku?" tanya lelaki tua itu menyelidik.
Yongker semakin ketakutan. Seluruh tubuhnya gemetar "Ampunilah aku, Kek. Aku ini anak sebatang kara. Untuk bisa bertahan hidup, aku hanya mencari kayu bakar untuk di jual ke pasar," ungkap Yongker mengiba.
Lelaki tua itu pun terketuk hatinya,"Baiklah, aku maafkan wahai, anak muda. Sekarang mintalah apapun yang kamu minta dariku, pasti kukabulkan," ujar lelaki tua itu.
"Maaf, Kek. Aku tidak akan meminta apa-apa kepada Kakek. Tapi, apapun yang Kakek berikan akan aku terima dengan senang hati," jawab Yongker.
"Baiklah, Sekarang pejamkanlah matamu!" seru sang kakek seraya mengambil sepotong bulu yang tumbuh tidak jauh di belakang Yongker. Dengan kesaktiannya, kakek itu menusukkan bulu itu di kepala Yongker hingga tembus ke kaki dan segera mencabutnya kembali. Yongker tidak merasakan sakit sedikit pun.
"Bukalah matamu pelan-pelan," ujar si kakek. Begitu matanya terbuka, Yongker merasa tubuhnya sangat bertenaga yang luar biasa. "Ketahuilah, anak muda. Aku telah memberimu ilmu kekebalan tubuh. Ilmu itu tidak hanya membuat tubuhmu kebal terhadap segala macam senjata tajam, tetapi juga memiliki kekuatan untuk membela diri," jelas lelaki tua itu. "Gunakan ilmu itu untuk kebaikan," pesan sang Kakek lalu menghilang saat si Yongker menoleh ke pohon bulu di belakangnya. Ia melihat bulu itu masih terlihat berdiri dengan tegak.
Pada saat itu pula, ia melihat tujuh helai daun bulu itu terlepas dari tangkainya. Ketujuh helai daun bulu itu kemudian berterbangan hingga jatuh ke tengah-tengah laut. Dan tiba-tiba ia melihat ada tujuh pulau kecil yang muncul di tempat daun itu terjatuh. Kini, pulau-pulau tersebut disebut dengan Pulau Tujuh.
Yongker kembali menoleh ke pohon bulu itu yang sudah tidak ada di tempatnya. Ia bertambah kaget saat mendapati kakek yang telah menolongnya juga pun hilang bersamaan dengan menghilangnya pohon bulu tersebut.
Esok harinya, cepat-cepat Yongker kembali ke perkampungan dan menceritakan semua peristiwa yang dialaminya. Yongker senantiasa menggunakan ilmunya untuk menjaga diri dan menolong orang lain. Tempat Yongker beristirahat yang hingga kini masih terlihat bersih dan dianggap sebagai tempat keramat oleh penduduk Latulahat. Sementara itu, pohon bulu yang dilihat Yongker disebut dengan nama Bulu Pamali karena tumbuh dan hilang secara misterius.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Pendek Dari Maluku adalah Minta izinlah sebelum memasuki wilayah orang lain agar tidak timbul bahaya yang akan menimpa kita. Pesan moral kedua adalah jagalah kelestarian lingkungan agar kehidupan bisa selalu terjaga.

Kisah Semut Dan Gajah

Dahulu kala di sebuah hutan sangat rimba. Hiduplah bermacam-macam binatang, dari yang paling kecil seperti Semut dan binatang yang paling besar seperti Gajah.

Gajah sangat angkuh, ia mengakui dirinya paling kuat. Gajah binatang yang di segani di hutan tersebut karena berhasil mengalahkan Harimau si raja hutan. Gajah dengan mudah mengalahkan Harimau, dengan belalainya yang panjang, Harimau diangkat timggi-tinggi dan di banting ke tanah. Karena dapat mengalahkan Harimau, Gajah mengaku sebagai pengusa hutan rimba yang baru.

Gajah sangat sombong. Karena badannya yang sangat besar, ia berpikir dapat mengalahkan semua binatang. Ia menyepelekan hewan-hewan yang berada di hutan. Karena kesombongan itu, ia tidak di senangi oleh hewan-hewan lainnya.

Pada suatu hari, Gajah mengadakan suatu sayembara, siapapun yang dapat mengalahkannya, ia berhak menggantikannya sebagai Raja hutan.

Sayembara itu di sambut sangat antusias dari berbagai binatang. Terutama binatang buas yang suka memangsa binatang kecil yang tidak berdaya.

Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang yang besar  seperti. Harimau, Badak, Landak, dan Beruang. Namun, pada saat mereka melihat Gajah, mereka merasa takut untuk melawannya. Semua binatang tidak ada yang berani berhadapan dengan binatang raksasa itu.

Melihat tidak ada seekor pun yang dapat mengalahkannya. Kesombongannya pun sangat meningkat. Gajah pun menakut-nakuti hewan lainya dengan menjulurkan belalainya yang panjang di depan semua hewan. Ia merasa paling kuat dan di takuti semua hewan.

Ketika Gajah menunjukan kesombongannya. Tiba-tiba turunlah seekor Semut dari batang pohon.

‘’ Aku ingin mengikuti sayembara ini! Bolehkan aku ikut?’’ Tanya Semut dengan ramah.

‘’ Hei kau hewan kecil! Kau bukan lawanku. Kau aka melawanku yang sebesar ini? Tubuhmu saja tidak ada sebesar ujung ekorku.!’’ Jawabnya sambil tertawa.

Mendengar ucapan Gajah, Semut pun merasa kesal. Namun, ia tetap rendah hati.

‘’ Baiklah Gajah, sekarang kau boleh smbong di hadapanku. Namun, kau belum pernah merasakan gigitanku bukan?’’ jawabnya.

Gajah pun mulai marah mendengar yang di ucapkap Semut. Ia langsung masuk kedalam arena pertarungan.

‘’ Majulah hei kau Semut!’’ kata sang Gajah.

Dengan gagah berani Semut maju ke dalam arena. Pertempuran terjadi sangat tidak seimbang. Semut di injak-injak Gajah dengan sangat mudah. Namun, Semut yang cerdik dan berani itu mencari kesempatan. Tanpa Gajah sadari, Semut berhasil naik ke atas punggung Gajah yang besar itu. Kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh si kecil Semut. Semut hatu kelemahan Gajah terletak pada telinga yang besar dan lebar itu. Perlahan-lahan ia masuk ke lubang telinga Gajah. Semut mulai menggerogoti isi telinga Gajah. Gajah mulai merasa kesakitan. Tubuhnya yang sangat besar itu berguling-guling di atas tanah karena menahan kesakitannya. Gajah berusaha mengeluarkan Semut  itu dari telinganya. Namun, usahanya sia-sia.

‘’ Ampun Semut! Aku mengaku bersalah.’’ Teriak Gajah. Heban besar itu mulai menyerah.

Mendengar teriakan Gajah, ia merasa sangat kasihan. Semut keluar dari lubang telinga.

‘’ Mangkannya hidup tidak boleh sombong dan angkuh. Kamu besar. Namun, ada lagi yang lebih besar. Sekarang kamu kuat. Namun, ada yang lebih kuat dari kamu. Kekuatan tenaga tidak selalu dapat menolong. Namun, kecerdikan otak selalu di atas segalanya.’’ Ujarnya.

Gajah hanya terdiam. Ia merasa sangat malu, hewan-hewan lain hanya menyaksikan kekalahan Gajah dan tertawa dan bersorak-sorak. Salah satu binatang yang turut menonton pertarungan member komentar.

‘’ Mangkannya jangan suka meremehkan hewan lainnya. Semut, memang binatang yang sangat kecil. Namun,  Semut adalah pahlawan yang dapat mengalahkan kesombongan dan keangkuhan.’’

Kancil yang cerdik dan Babi yang sombong

Pada suatu hari, hiduplah seekor Babi yang sangat gemuk. Babi itu sangat kuat, mulutnya terdapat taring yang sangat tajam dan panjang. Si Babi adalah Raja hutan.
Babi tersebut sangat di takuti oleh hewan-hewan lainnya. tidak ada satu ekor bintang pun yang dapat melawannya. Kekuatan Babi sangat besar sehingga tidak ada hewan yang dapat mengalahkannya. Karena kekuatannya tersebut ia menjadi Raja Babi. Namun, ia sangat sombong dan angkuh.
Mendengar tantangan Raja Babi. Semua binatang yang ada di sana hanya terdiam. Mereka sangat takut, tidak ada satu orang pun yang berani menjawab. Raja Babi pun menunjukkan kekuatannya dengan mendorong pohon mangga yang berada di depannya sehingga tumbang. Raja Babi sangat senang karena tidak ada yang sanggup melawannya.Suatu hari, ia sedang berjalan dan melewati binatang-binatang lainnya. ia berhenti sejenak dan berkata. ‘’ Siapa yang berani melanwanku?’’
Pada saat Raja Babi memnyombongkan dirinya. Tiba-tiba, datanglah si Kancil.
‘’ Hei kau binatang kecil! Dari mana saja kau?’’ Tanya Raja Babi.
‘’ Aku sedang berjalan-jalan mencari udara segar.’’ Jawab si Kancil.
‘’ Mengapa kamu tidak mengajakku?’’ Tanya Raja Babi.
‘’ Aku lebih senang berjalan-jalan sendirian, untuk apa aku mengajak kamu?’’ jawabnya.
Mendengar jawaban si Kancil, Raja Babi agak tersinggung. Ia sama sekali tidak menyangka binatang kecil itu berani berbicara seperti itu. Padahal selama ini tidak ada binatang yang dapat melawannya.
‘’ Apa yang kamu katakan? Apakah kamu tidak tahu bahwa aku ini Raja hutan? Aku sangat di takuti di sini ’’ ujarnya dengan nada marah.
‘’ Mengapa aku harus merasa takut padamu? Kekuatan yang kamu miliki sama seperti kekuatan yang mereka miliki! ‘’ jawab si Kancil dengan santai.
Mendengar jawaban si Kancil lagi, membuat Raja Babi semakin marah. Kemarahnya sudah tidak dapat di tahan lagi.
‘’ Dasar kau binatang kecil yang bodoh! sepertinya aku sangat lapar dan aku lihat dagingmu sangat lezat.’’ Kata Raja Babi dengan marah.
‘’ Kamu menginginkan dagingku? Baiklah, tapi dengan satu syarat! Kamu harus mengalahkanku dalam sebuah pertandingan yang akan kita lakukan besok! Besok kita akan bertanding, siapa yang lebih kuat, jika kamu yang menjadi pemenangnya, kamu boleh memakan dagingku. Tapi, jika aku yang menang, kamu harus tunduk padaku!’’ jawabnya menantang.
‘’ Hahaa.. lumayan bagus usul mu ini hei binatang kecil’’ Jawab si Babi menyetujui tantangan itu.
Semua binatang kembali ke rumah masing-masing. Mereka sangat tidak sabar menunggu besok melihat pertandingan antara Raja Babi dan Kancil yang kecil.
Beberapa hari yang lalu,Kancil membuat topeng yang mirip dengannya. Topeng tersebut terbuat dari kayu yang sangat keras. Topeng tersebut sangat mirip dengan wajahnya, sehingga setiap orang yang melihatnya tidak akan ada yang tahu bahwa ia memakai topeng, termasuk Raja Babi. Malam harinya Kancil beristirahat untuk mengumulkan tenaganya.
Pagi telah tiba, waktu yang di nantikan pun tiba. Semua binatang sudah berkumpul di tempat pertandingan. Mereka sangat tidak sabar menyaksikan pertandingan yang sangat langka. Mereka mulai bersorak ketika sang Raja Babi tiba. Tidak lama kemudian si Kancil pun tiba.
Penonton bersorak riang dan tepuk tangan dari semua penonton. Setelah di berikan aba-aba oleh Gajah. Akhirnya, mulailah pertandingan itu. Raja Babi mulai menggeram dan menangkap si Kancil. Namun, si Kancil sangat aneh, ia sama sekali tidak menghindari tangkapan si Raja Babi.
Kancil mulai terlempar beberapa kali oleh serudukan si Raja Babi. Kancil segera bangkit lagi dan lagi. Sementara moncong si Babi merasa kesakitan karena kepala si Kancil sangat kerasa sekali. Karena merasa penasaran Raja Babi menyeruduk lagi. Kancil pun terlempar lagi, namun ia langsung segera bangun dan kembali menantangnya.
Lama kelamaan, moncong Raja Babi terluka di sana-sini. Sementara si Kancil masih segar. Namun, karena moncongnya merasa sangat kesakitan, ia pun tidak sanggup lagi meneruskan pertandingan.
Akhirnya, si Kancillah yang menjadi pemenangnya. Raja Babi pun mengakui kekalahannya dan mengakui bahwa si Kancil lebih kuat darinya